BIO-SAINS : Jurnal Ilmiah Biologi https://uia.e-journal.id/biosains <p><span style="font-weight: 400;">Bio-sains </span><span style="font-weight: 400;">merupakan jurnal ilmiah dengan akses terbuka yang diterbitkan oleh Prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam As-syafiiyah. Bio-sains merupakan jurnal yang ditelaah oleh mitra bestari yang mempublikasikan jenis artikel penelitian, short communications, dan artikel telaah/ review dari disiplin ilmu Biologi dari wilayah tropis meliputi botani, zoologi, biosistematika, genetika molekuler, bioteknologi, biodiversitas, mikrobiologi, ekologi, ilmu lingkungan, </span><span style="font-weight: 400;">Biospeleology, teknologi pangan, pertanian, farmakologi, dan biomedik</span><span style="font-weight: 400;">. Jurnal ini menerbitkan naskah yang ditulis dalam Bahasa Indonesia. Jurnal ini menerbitkan dua isu/ nomor setiap tahun (bulan Maret dan Agustus) dalam bentuk online</span><strong>. </strong><span style="font-weight: 400;">Saat ini, jurnal ini telah bekerjasama dengan Yayasan Genetika.</span></p> en-US miftahuljannah.fst@uia.ac.id (Miftahul Jannah, M.Sc.) qurrotaayun.fst@uia.ac.id (Qurrota A'yun) Sat, 06 Apr 2024 06:58:54 +0000 OJS 3.1.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Identifikasi Keanekaragaman Mamalia Di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Jawa barat https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3070 <p>Studi tentang keanekaragaman jenis mamalia sangatlah penting untuk dilakukan, karena dapat menghasilkan data dasar yang bisa digunakan sebagai salah satu pedoman pengelolaan suatu kawasan konservasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keanekaragaman mamalia yang ditemukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi. Metode yang digunakan adalah metode transek jalur, metode ini merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam pengumpulan data jenis dan jumlah individu satwa liar. Ditemukan 3 jenis mamalia yang baik secara langsung ataupun melalui jejak, feses dan sisa pakan. Satu jenis mamalia ditemukan secara langsung maupun tidak langsung melalui bekas sisa makanan yaitu <em>Macaca Fascicularis</em>, dan 2 jenis mamalia ditemukan secara tidak langsung yaitu <em>Sus Scrofa</em> melalui jejak jalur, dan <em>Paradoxurus hermaphroditu</em><em>s </em>melalui kotoran (feses)<em>.</em></p> <p>Kata kunci: Hutan Pendidikan Gunung Walat; Mamalia; Satwa liar</p> Chery Kurnia Fariati ##submission.copyrightStatement## https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3070 Sat, 06 Apr 2024 06:42:35 +0000 Isolasi Jamur Capnodium sp. Penyebab Penyakit Embun Jelaga pada Tanaman Jambu Air (Syzygium aqueum) https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3551 <p>Jambu air atau dalam bahasa ilmiah <em>Syzygium aqueum</em> termasuk ke dalam Famili Myrtaceae yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu permasalahan dalam membudidayakan jambu air adalah daunnya yang rentan diserang penyakit embun jelaga yang disebabkan kutu. Penyakit embun jelaga disebabkan oleh jamur <em>Capnodium</em> sp. yang memiliki miselium berwarna hitam dan menutupi permukaan daun jambu air. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif, dengan melakukan pengisolasian embun jelaga pada daun <em>S. aqueum</em>. Pengamatan penelitian meliputi karakteristik morfologi jamur <em>Capnodium </em>sp. secara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan secara makroskopis memperlihatkan warna permukaan <em>Capnodium </em>sp. berwarna hitam pada bagian tengah dan putih pada bagian tepi, warna dasar hitam, dengan tekstur permukaan kasar dan seperti kapas, koloni berbentuk bulat, tepi tidak rata dengan diameter 6 cm. Pengamatan secara mikroskopis memperlihatkan hifa bersekat dan berwarna gelap. <em>Capnodium</em> sp. memiliki hifa berbentuk silinder dan percabangan polipodial. Terdapat konidia berbentuk oval sebagai reproduksi aseksual, dan perithecium sebagai reproduksi seksual.</p> Fadila Sirwati ##submission.copyrightStatement## https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3551 Sat, 06 Apr 2024 06:43:32 +0000 Identifikasi Morfologi Dan Peranan Makrofungi Di Curug Sawer Desa Ujung Tebu, Kecamatan Ciomas, Banten https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3515 <p style="text-align: justify; margin: 0in 0in 12.0pt 0in;"><span style="color: black;">Makrofungi merupakan organisme eukariotik, heterotrof dan kosmopolitan. Umumnya memiliki tubuh buah besar dan dapat diamati secara langsung morfologinya mulai dari ukuran, warna dan bentuk yang memiliki karakteristik beragam. Fungi umumnya hidup di serasah daun dan kayu yang membusuk sebagai pemasok zat organik untuk sumber nutrisi bagi fungi. Selain itu fungi juga tumbuh di pohon hidup, bahkan di tanah dan sekitar air terjun. Salah satu daerah yang sesuai bagi pertumbuhan fungi yaitu di daerah Curug Sawer yang terletak di Cisitu, Kecamatan Ciomas, Banten. Daerah ini memiliki faktor lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan fungi, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi morfologi dan peranan jenis fungi yang ditemukan di daerah Curug Sawer, Ciomas. Pengamatan ini dilakukan menggunakan metode jelajah atau eksplorasi dengan menyusuri setiap sudut lokasi pengamatan. Makrofungi yang ditemukan sangat beragam dan bervariasi antara lain: <em>Scleroderma cepa, Sanguinoderma rude, Ganoderma applanatum, Polyporus squamosus, Trametes gibbose, Pluteus boudieri, Hygrocybe Cantharellus, Favolaschia manipularis, Cyathus striatus, Xylaria polymorpha, Marasmius bulliardii, Scleroderma sinnamarience, Scleroderma citrinum</em> dan <em>Cymatoderma caperatum</em>.</span></p> Saniyyah Cinta Frandista, rida oktorida khastini ##submission.copyrightStatement## https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3515 Sat, 06 Apr 2024 06:44:15 +0000 Pengetahuan Lokal Pengolahan Sagu (Metroxylon Sagu Rottb) Sebagai Bahan Pangan Oleh Masyarakat Lokal Kampung Menawi Distrik Angkaisera Kabupaten Kepulauan Yapen https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3147 <p>Pohon sagu (Metroxylon sagu Rottb) merupakan pohon palem penghasil pati dengan kadar pati lebih hingga mencapai 3-4 kali dari sumber karbohidrat lainnya. Penelitian ini betujuan menjelaskan pengetahuan lokal Masyarakat lokal Kampung Menawi Distrik Angkaisera, Kepulauan Yapen tentang proses pengolahan sagu dan potensi pengembangannya sebagai bahan pangan tradisional. Penelitian dilakukan dengan pendekatan etnobotani dengan cara wawancara semi terstruktur. Wawancara dilkukan pada 30 orang responden dengan usia 15-40 tahun. Data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif. Masyarakat lokal Kampung Menawi, Distrik Angkaisera menyebut sagu dengan nama lokal taung dan mengenali tiga jenis kareakter sagu yaitu Sagu Kurai, Sagu Wewa dan Sagu Barai. Untuk mendapatkan pati sagu dilakukan secara bertahap dengan yaitu pemilihan pohon, pembersihan dan pemotongan batang, pengupasan dan pemarutan bagian dalam batang, pencucian, pembekuan, dan pengeringan. Pati sagu diolah menjadi makanan pokok (papeda) dan kudapan lainnya (sagu porna, sagu bambu dan sagu kacang kelapa).</p> Marina Silalahi ##submission.copyrightStatement## https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3147 Sat, 06 Apr 2024 06:44:59 +0000 Inventarisasi Keanekaragaman Tumbuhan Bawah di Kawasan Waduk Jatibarang Semarang https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3080 <p>Tumbuhan bawah merupakan semua vegetasi yang tidak termasuk dalam golongan pohon yang biasa ditemukan di kawasan waduk salah satunya yaitu di Kawasan waduk Jatibarang yang banyak ditumbuhi keanekaragaman tumbuhan dengan kandungan manfaat yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah di kawasan waduk Jatibarang Semarang menggunakan metode sampling kuadrant dengan melakukan sampling melalui pembuatan petak ukuran 1x1 sebanyak 2 kali, metode observasi dan metode studi literature. Berdasarkan hasil penelitian dengan ketiga metode tersebut maka dapat diketahui bahwa pada petak atau plot 1 tumbuh beberapa tumbuhan bawah antara lain tumbuhan Synedrella nodiflora, tumbuhan Chromolaena odorata L. ,tumbuhan bidens pilosa, tumbuhan Elephantopus Scaber L. , tumbuhan Cyanthillium cinereum L. , dan tumbuhan Desmodium triflorum. Sedangkan pada petak atau plot 2 terdapat penambahan jenis tanaman yaitu Mimosa pudica, Cleome rutidosperma dan Cyathula prostrata yang memiliki manfaat dan identifikasi tanaman.</p> <p>&nbsp;</p> AGISTA PUTRI ULAN SARI ##submission.copyrightStatement## https://uia.e-journal.id/biosains/article/view/3080 Sat, 06 Apr 2024 06:45:45 +0000