Liberalisasi Pemikiran Islam dan Kritik Terhadap Islam Liberal

  • Ahmad Luthfi, Muhibbudin

Abstract

Mulanya paham liberalism dilahirkan dan dikembangkan di Eropa untuk membebaskan manusia dari penindasan manusia lainnya. Kemudia dikembangkan menjadi paham yang memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada manusia, termasuk untuk mendustai ajaran agamanya.

Liberalisme secara etimologi berasal dari bahasa latin “Liber”, yang artinya bebas atau merdeka. Hingga akhir abad ke-18 Masehi. Istilah ini masih terkait dengan konsep manusia merdeka sejak lahir, ataupun setelah dibebaskan dari perbudakan.[1] Liberalisme adalah satu paket dengan ideologi kapitalisme. Liberalisme sendiri lahir dari masyarakat sakit Eropa pada abad kegelapan. Belenggu dominasi para raja yang mengatasnamakan Tuhan mengancam perkembangan, sains dan teknologi. Raja pun berkolaborasi dengan para agamawan untuk menindas rakyat. Solusinya, belenggu ini harus dihilangkan dengan memberikan manusia kebebasan, sebebas-bebasnya.

Dalam persepektif filsafat, liberalisme berarti system atau aliran yang menjunjung tinggi kebebasan dan kemerdekaan individual dan memberikan perlindungan dari segala bentuk penindasan. Lawan aliran ini adalah absolutisme kekuasaan, depotisme atau aliran otoriter. Liberalisme dalam bidang ekonomi adalah aliran yang memberikan kepada individu secara bebas untuk melakukan aktifitas ekonomi tanpa ada infiltrasi negara dalam kehidupan kehidupan ekonomi. Diantara pendukung aliran ini adalah Adam Smith pada abad XVIII. Aliran ini adalah lawan dari aliran sosialisme dan komunisme.

Dalam bidang social, liberalisme bisa berarti banyak, tergantung subjektnya. Bagi kaum wanita, misalnya ia berarti emansipasi, penyetaraan gender, pupusnya control social pada individu dan runtuhnya nilai-nilai kekeluargaan. Membiarkan wanita untuk menentukkan nasibnya sendiri dan tidak boleh seorang pun boleh memaksanya untuk hamil dan melahirkan.

 

Published
2021-12-15