MAKNA TARTIL DALAM AL-QUR’AN SURAH AL- MUZAMMIL AYAT 4 DAN IMPLEMENTASINYA

  • Suhartini Ashari Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Hikmah Bekasi
Keywords: tartil, Al-Qur'an, Surat Al-Muzammil

Abstract

Al-Qur’an adalah kitab bacaan sekaligus kitab petunjuk yang dapat menerangi kehidupan dan membentuk pribadi mulia. Agar fungsi al-Qur’an sebagai kitab petunjuk terealsisasi dalam kehidupan umat Islam langkah awal yang harus dilakukan adalah membaca. Namun realita saat ini al-Qur’an belum menjadi kitab yang dibaca apalagi menjadi kitab petunjuk hidup. Berdasarkan sebuah penelitian yang diadakan pada tahun 2021 sekitar 149 juta masyarakat muslim Indonesia belum bisa membaca al-Qur’an. Dalam Surah al- Muzammil ayat 4 Allah memerintahkan umatnya untuk membaca al-Qur’an yaitu membacanya secara tartil. Di Indonesia, masyarakat memahami bacaan tartil sebagai bacaan yang dibaca pelan-pelan. Demikian pula yang terdapat di al-Qur’an terjemahan versi bahasa Indonesia. Benarkah tartil hanya bermakna pelan-pelan. Tulisan ini mengkaji makna tartil dan implementasinya, serta tujuannya, dari beberapa literatur mu’tabar. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan didapat pemahaman bahwa membaca al-Qur’an secara tartil adalah membacanya secara pelan huruf demi huruf dengan menunaikan hak-hak huruf dan menyertakan kaidah-kaidah tajwid sebagaimana Rasulullah membacanya dan kemudian dirumuskan para ulama qira’ah dalam sebuah ilmu yang disebut ilmu tajwid. Membaca al-Qur’an secara tartil tidak bisa dilepaskan dari penerapan kaidah ilmu tajwid. Maka umat Islam harus belajar membaca al- Qur’an secara bertajwid langsung dari guru yang berkompeten dan akan lebih bagus lagi jika tersambung sanadnya hingga kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Belajar membaca al-Qur’an tidak bisa secara otodidak. Perintah membaca al-Qur’an dengan rytme pelan dan bertajwid memiliki tujuan yang sangat menyeluruh. Tidak hanya membuat umat Islam membaca, namun juga membuat umat Islam dapat mentadaburi maknanya. Bacaan seperti ini dapat memberi pengaruh besar bagi pembacanya, menguatkan iman dan mengokohkan jiwa. Sehingga terdorong mengamalkan kandungan ayat yang dibacanya. Bacaan seperti ini yang dapat mewarnai kehidupan masyarakat dengan cahaya al-Qur’an. Dengan demikian, membaca secara tartil menjadikan seorang mukmin dapat menjalankan seluruh kewajiban terhadap al- Qur’an yaitu membaca, mentadaburi, mengamalkan dan mengajarkannya. Bacaan pelan dan bertajwid dapat pula memudahkan dan memperkokoh hafalan.

Published
2023-06-25