TELAAH METODOLOGI PENAFSIRAN AL-QUR'AN OLEH QURAISH SHIHAB MELALUI PRISMA TAFSIR AL-MISBAH: ANALISIS TERHADAP AYAT 63 SURAH AL-FURQAN

  • Rizki Subagja Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
  • Heri Khoiruddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Keywords: Corak Tafsir, Tafsir Al-Misbah ; Al-Furqan Ayat 63

Abstract

Al-Qur'an secara efektif berfungsi sebagai panduan dan petunjuk bagi umat manusia, terutama di era sekarang. Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai rahmat bagi alam semesta, untuk membebaskan manusia dari kegelapan dan membimbing mereka menuju cahaya yang terang-benderang, serta menjadi petunjuk bagi umat manusia untuk menenangkan hati, jiwa, dan pikiran, juga meningkatkan kecerdasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendekatan stilistika yang digunakan oleh M. Quraish Shihab dalam penafsirannya terhadap tafsir al-Misbah. Penafsiran Alquran dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing mufassir, yang ditunjukkan dalam gaya dan pendekatan yang unik. Terdapat beberapa jenis corak penafsiran, diantaranya Corak Tafsir Shufi, Corak Tafsir Fiqhi, Corak Tafsir Falsafi, Corak Tafsir 'Ilmi, Corak Tafsir Adabi Ijtima'i, Corak Tafsir Lughawi, dan Corak Tafsir Teologis. Pokok bahasan utama dari artikel ini adalah penafsiran ayat 63 dalam Alquran, khususnya dalam surat al-Furqan. Tulisan ini akan menganalisis penafsiran M. Quraish Shihab dalam menafsirkan ayat 63 surat al-Furqan. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, khususnya menekankan pada penelitian kepustakaan. Perolehan data diperoleh dari dua sumber utama: data primer termasuk Al-Quran, Hadis, dan kontribusi para cendekiawan Muslim dan data sekunder seperti buku-buku, karya ilmiah, dan sumber-sumber lain yang mendukung. Hasil analisis menunjukkan bahwa tafsir Al-Misbah condong kepada tafsir sosial dengan menggunakan metode Adabi Ijtima'i. Analisis terhadap ayat ke-63 dari surat Al-Furqan menyoroti pentingnya kebaikan, terutama dalam kaitannya dengan istilah "هَوۡنًا" (Haunan).

Published
2023-12-12