Metode Pendidikan Karakter Nabi MUhammad SAW di Madrasah

  • Farhat Abdullah Universitas Islam As-Syafiiyah
Keywords: Metode, Pendidikan Karakter. Nabi Muhammad Saw. Madrasah

Abstract

Pendidikan Karakter dapat dimaknai dengan pendidikan nilai, budi pekerti, moral, dan watak, yang bertujuan untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik,dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wa Sallam  adalah utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai penyempurna akhlak dan pendidik.  Beliau mendapat didikan langsung dari Tuhan-Nya sehingga memiliki akhlak yang paling sempurna di muka bumi ini, sehingga menjadi manusia yang agung dengan kesaksian Allah yang diabadikan dalam Firman-Nya: “Dan sungguh kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” Kesaksian yang agung dari Allah tentang Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wa Sallam  adalah bukti bahwa akhlak Beliau agung dan mulia sejak diciptakannya.  Beliau terkenal di antara kaumnya sebagai orang yang jujur dan terpercaya.  Sebagai sosok yang agung, Beliau mendapat tugas mulia dari Yang Maha Agung, yaitu memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia, sebagai mana sabdanya:

Hanya sanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia” 

Beliau berhasil melaksanakan amanah besar dengan mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang beriman dan beradab, sekaligus mencetak manusia yang berkarakter mulia. Berbeda dengan kondisi umat jaman kini telah terjadi krisis moral di negeri ini yang mayoritas berpenduduk agama lslam, mulai usia remaja, dewasa bahkan sampai orang tua.  Banyak pejabat yang korupsi seakan menjadi budaya yang lumrah dan legal, pengusaha yang zolim, dan pedagang yang curang.  Para pemuda yang terlena dan tertipu dengan kenikmatan sesaat yang membawa kesengsaraan seumur hidup, berupa pergaulan bebas sejenis atau beda jenis (LGBT), Narkoba, begal dan tawuran.

Komisi Perlindungan Anak lndonesia (KPAI)3 mencatat kasus tawuran pelajar selama empat tahun terakhir, yakni tercatat ada 102 kejadian tawuran dengan korban meninggal 17 orang.  Kemudian sepanjang januari – oktober tahun 2013 meningkat menjadi 229 kasus tawuran antar pelajar SMP dan SMA dengan korban meninggal dunia 19 orang. Semakin terbukanya akses informasi ditambah tekanan dari lingkungan, diyakini menjadi penyebab banyaknya remaja yang melakukan seks bebas prenikah.  Saat ini akses terhadap materi pornoaksi sebakin terbuka lebar, misalnya melalui internet atau telefon seluler, ditambah lagi semakin banyak yang memiliki rasa ingin tahu, dan senang mencoba  hal yang baru tanpa memikirkan resikonya.  Kasus lain yang melibatkan pelajar adalah kasus penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.  Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), pada tahun 2012 pengguna narkotika dan obat terlarang di lndonesia ada sekitar 4000 orang atau sekitar 2,8 % dari jumlah penduduk nasional, sekitar 25 % atau sekitar 1000 orang merupakan pecandu narkoba di kalangan pelajar/mahasiswa.  Bahkan ironisnya lagi bisnis narkoba di masyarakat dikendalikan dan dikoordinir oleh narapinada narkoba di dalam rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan. Badan Narkotika Nasional telah mensita aset   narapinada narkoba senilai Rp. 28 Milyar5

Published
2019-11-06