KAIDAH DAN KRITIK PENAFSIRAN AL-QUR'AN

  • Dahrun Sadjadi MA
Keywords: Kaidah - Kritik - Penafsiran - Al-Qur'an

Abstract

Di antara sifat sekaligus fungsi utama al-Qur'an adalah memberi petunjuk bagi manusia (hudan linnas).[1] Al-Qur'an membimbing dan menuntun manusia ke jalan yang lurus,[2] termasuk dalam membangun kehidupan individualitas dan kolektifitas. Untuk mewujudkannya, kalam Allah harus ditemukan secara benar ketika ditafsirkan. Mustahil ajaran al-Qur'an dapat diaplikasikan dalam kehidupan bila isinya tidak dipahami secara benar, total, dan komprehensip. Karena itu, selain diperintahkan untuk membaca al-Qur'an,[3] kita juga diperintahkan untuk melakukan tadabbur[4] atasnya. 

 

       Setiap tujuan dapat diraih dengan sukses bila digunakan metode yang benar dan sesuai. Semakin tinggi suatu tujuan, semakin besar pula urgensitas metode yang benar. Memahami al-Qur'an dengan tujuan tertentu meniscayakan adanya metode atau qa'idah yang tepat. Mengabaikan qa'idah yang benar dalam menafsirkan al-Qur'an, bukan hanya dapat mengantarkan kepada kesalahan, tapi juga mengakibatkan polusi pemikiran dan malapetaka bagi kehidupan.

 

            Berangkat dari dasar pemikiran ini, penafsirkan al-Qur'an memerlukan qa'idah-qa'idah yang baku; dibutuhkan pula rambu-rambu pembatas dalam upaya penafsiran, yang dengannya dapat diketahui apa yang harus dijauhi dan diwaspadai dalam menafsirkan al-Qur'an.

 

Published
2020-08-04